NKRIku.com – Warga Desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) geger.
Pasalnya, mereka menerima Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tidak layak dikonsumsi.
Warga pun langsung melapor ke Kepala Desa (Kades) Bontonyeleng, Andi Baso Mauragawali.
Beras yang dibagikan kepada warga bekualitas rendah.
Berasnya berkutu dan berwarna kuning.
Demikian disampaikan salah satu warga, Marni.
Ia mengaku mendapatkan bantuan BPNT dan PPKM sebanyak dua karung beras berisi masing-masing 10 kilogram.
Agar bisa dikonsumsi, Marni mengaku harus mengayak beras terlebih dahulu karena terdapat banyak batu dan kutu.
Dia juga mencampurnya dengan beras berkualitas premium.
“Kalau dimasak, itu nasinya ada bau-baunya. Mau tidak mau itu dimasak, apa mau dimakan,” kata Marni, Senin (24/1/2022).
Selain beras, dari BPNT PPKM ini, Marni juga mendapatkan telur dan buah apel.
Agen BPNT Desa Bontonyeleng, Wahba yang dikonfirmasi angkat tangan mengenai adanya beras kuning yang disalurkan ke masyarakat.
Itu dikarenakan, supplier membawa berasnya saat malam hari.
Sehingga tidak memeriksa kualitas berasnya.
Supplier kata dia, bernama Mutahir. Dia yang bertanggunjawab atas beras kuning yang sampai ke Masyarakat.
“Ini beras dari supplier, Mutahir namanya,” kata dia.
Kepala Desa Bontonyeleng, Andi Baso Mauragawali dikonfirmasi, meminta pemerintah mengevaluasi.
Mulai dari koordinator pendamping, supplier hingga agen agar tidak lagi terulang penyaluran bantuan tidak berkualitas kepada masyarakat.
“Ini ada permainan, apakah penyedia atau siapa yang menetukan, karena ini kita tidak tahu, desa tidak pernah dilibatkan, khusunya pembagian kepada warga,” kata Opu, sapaannya.
Apalagi penerima manfaat di Bontonyeleng kurang lebih 200 KPM.
“Kasihan masyarakat saya kalau begini. Padahal kita ini penghasil beras, namun kualitas yang dimakan masyarakat sangat mengkhawatirkan,” sesalnya.
Koordinator Kabupaten BPNT Bulukumba, Ahmad Karyadi yang dikonfirmasi mengatakan tidak tahu menahu siapa penyuplai beras kepada masyarakat.
Pasalnya, itu ditentukan oleh para agen terkait siapa akan menyuplai barang kepada mereka.
Untuk di Bulukumba katanya, penerima manfaat ada 31 ribu lebih masyarakat.
Itu terdiri dari 22 ribu BPNT dan 9 ribu tambahan BPNT PPKM.
“Yang menentukan supplier itu agen, saya yang berkoordinasi kepada mereka, makanya 2022 ini akan mengevaluasi para agen yang tidak bisa menyuplai barang sendiri, karena dianggap tak mampu,” katanya. (***)
Artikel ini telah tayang di makassar.tribunnews.com dengan judul Warga di Bulukumba Keluhkan Beras BPNT Warna Kuning dan Berkutu: Kalau Dimasak Nasinya Bau