NKRIku.com – Seorang penyiar stasiun radio lokal di Sabah, Malaysia menyiarkan azan maghrib 4 menit lebih awal dari yang dijadwalkan pada Minggu (3/4/2022).
Akibatnya, sejumlah warganet mengeklaim bahwa beberapa warga batal puasa karena mendengarkan azan radio tersebut.
Dalam unggahan di laman Facebook-nya, Mohd Safwan Junit mengakui kesalahan teknis yang mengakibatkan azan maghrib disiarkan dua kali pada pukul 18.16 dan 18.20 waktu Malaysia.
“Saya selaku presenter yang bertugas malam ini (kemarin) untuk segmen ‘Syoknya Hujung Minggu’ bertanggung jawab atas kesalahan teknis saat azan maghrib disiarkan dua kali, yang pertama pada pukul 18.16 dan yang kedua pada pukul 18.20,” tulisnya, dikutip dari The Borneo Post (4/4/2022).
“Azan seharusnya disiarkan pada pukul 18.20 dan ketika itu disiarkan dan didengar jauh lebih awal, beberapa warga Tawau secara tidak sengaja membatalkan puasa sebelum waktunya,” sambungnya.
Batal puasa berjemaah
Sementara itu, Mufti Sabah Datuk Bungsu Aziz Jaafar mengatakan, umat Islam yang berbuka setelah mendengar azan empat menit lebih awal harus mengganti puasanya setelah Ramadhan.
Ia juga memuji upaya Radio Tawau yang mengumandangkan azan, tetapi harus lebih berhati-hati agar tidak salah menyiarkan azan terlalu dini.
“Umat Islam harus selalu waspada dan berhati-hati mengenai waktu berbuka puasa,” kata dia, dikutip dari The Star.
“Dalam hal ini, disarankan agar mengacu pada kalender buka puasa yang dikeluarkan oleh otoritas untuk memastikan kejadian itu tidak terulang di masa depan,” sambungnya.
Ia menambahkan, waktu berbuka puasa didasarkan pada syariat Islam, bukan pada azan yang disiarkan di radio.
Kejadian tersebut menjadi viral di media sosial beberapa waktu yang lalu.
Respons warganet
Warganet pun mengeklaim, beberapa warga salah berbuka puasa berdasarkan azan radio tersebut.
Seperti diketahui, umat Islam di Malaysia telah memulai puasa Ramadhan pada Minggu (3/4/2022).
Ketetapan ini berdasarkan perintah Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah setelah disetujui oleh penguasa.
Pengumuman itu disiarkan langsung di Radio Televisyen Malaysia (RTM), Jumat (1/4/2022).
Dalam sebuah pernyataannya, pemerintah menyebutkan, pantuan hilal untuk awal Ramadhan di Malaysia dilakukan di 29 lokasi secara nasional.
Termasuk di antaranya adalah Pontian Kecil, Johor, dan Kompleks Falak Al-Khawarizmi di Kampung Balik Batu, Tanjung Bidara, Melaka.
Umat Islam di Malaysia telah menghabiskan dua Ramadhan terakhir di bawah prosedur standar operasi (SOP) yang ketat karena pandemi Covid-19.
Kini, kebijakan itu akan dilonggarkan di bawah transisi ke fase endemik yang dimulai pada 1 April.
(***)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Radio Siarkan Azan 4 Menit Lebih Awal, Warga Batal Puasa Berjemaah