NKRIku.com - Badan Pangan Nasional atau Bapanas mengatakan, penyaluran bantuan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah selama tiga bulan telah dilaksanakan.
Pemerintah menugaskan hal ini kepada Perum Bulog.
Program bansos beras tersebut bertujuan menstabilkan harga beras.
Pemberian bantuan ini menyasar 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat atau KPM di 38 provinsi dengan jumlah total 640 ribu ton beras.
“Pasokan beras bantuan pangan seluruhnya dipenuhi dari Cadangan Beras Pemerintah atau CBP yang bersumber dari produksi dalam negeri," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan per, Selasa (18/7).
Arief mengatakan, jumlah bantuan pangan beras yang disalurkan tersebut terbagi kedalam tiga tahap, yakni:
1. Pertama: terealisasi 210 ribu ton
2. Kedua: 172 ribu ton
3. Ketiga: 51 ribu ton.
Penyaluran tahap pertama dimulai sejak Maret. Masing-masing KPM akan menerima bantuan berupa beras 10 kilogram sebanyak tiga kali.
Bantuan beras itu diatur dalam Perpres 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah atau CPP dan ditindaklanjuti dengan Perbadan Nomor 12 tahun 2022 tentang CBP.
Dalam penyelenggaraan CPP, pemerintah dapat menyalurkan CBP untuk antisipasi, mitigasi, dan pelaksanaan keperluan yang ditetapkan pemerintah antara lain stabilisasi harga, mengatasi masalah pangan, mengatasi krisis pangan, dan pemberian bantuan pangan.
Di samping itu, ada bantuan pangan berupa satu ekor ayam dan 10 butir telur kepada Keluarga Berisiko Stunting atau KRS. Penyaluran tahap pertama per 4 Juni, sudah direalisasikan 1,2 juta paket bantuan atau sekitar 88% dari target 1,4 juta KRS.
Bapanas menyerap telur dan ayam langsung dari para peternak untuk stok kebutuhan bansos. Menurut dia, jika program ini berjalan terus, maka akan membuat ekosistem baru mulai dari produksi hingga stok.(***)
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Penyaluran Bansos Beras untuk 21 Juta Penerima Rampung"