NKRIku.com - Jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2023 mencapai 25,9 juta orang atau 9,36%. Angka kemiskinan itu turun dibandingkan dengan kondisi September 2022 dan Maret 2022.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan angka kemiskinan yang menurun tak lepas dari keberhasilan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui bantuan sosial (bansos).
"Penyaluran bansos pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat terus dilakukan, berdasarkan catatan Kemenko PMK, penyaluran PKH (Program Keluarga Harapan) tahap satu tahun 2023 telah terealisasi hampir 90%, demikian bansos sembako mencapai 86,5%," ujarnya dalam rilis BPS, Selasa (18/7/2023).
Atqo menambahkan konsumsi penduduk miskin di Indonesia masih terbebani oleh mahalnya harga pangan.
Seperti diketahui, harga komoditas pangan pada periode September 2022 hingga Maret 2023 naik.
Salah satu kenaikan bahan pokok, yakni beras sebesar 9,83% pada periode September 2022 sampai Maret 2023. Padahal, beras merupakan komoditas yang membebani konsumsi masyarakat miskin, selain rokok filter dan mie instan.
Dari data Kemenkeu, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 492 triliun untuk belanja-belanja yang langsung masuk ke kantong masyarakat Indonesia pada semester I-2023.
Besaran porsi belanja itu mencapai 55,2% dari total realisasi belanja pemerintah pusat pada semester I-2023 yang sebesar Rp 891,6 triliun, atau sekitar 39,7% dari target belanja pemerintah pusat dalam APBN 2023 senilai Rp 2.246,5 triliun.
Dari total dana itu, Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 14,7 triliun untuk 9,8 juta keluar penerima manfaat (KPM) dan kartu sembako Rp 22,3 triliun untuk 18,7 juta KPM. Ini adalah dua bansos yang berdampak langsung bagi konsumsi makanan keluarga miskin di Indonesia.
Selain bansos, BPS mengungkapkan kondisi ekonomi di Tanah Air turut memberikan andil penurunan. Kondisi ekonomi ini menekan tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan petani, menekan inflasi dan mengerek konsumsi rumah tangga.
Pertama, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 5,45 persen atau turun jika dibandingkan TPT Agustus 2022 yang sebesar 5,86%.
Kedua, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023 sebesar 110,85, meningkat dibandingkan September 2022 yang sebesar 106,82. Ketiga adalah laju inflasi menunjukkan penurunan. Inflasi pada periode September 2022-Maret 2023 sebesar 1,32, lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada periode Maret 2022-September 2022 sebesar 3,60.
Keempat, konsumsi rumah tangga Triwulan I-2023 dibandingkan kuartal III-2022 meningkat sebesar 2,21%.(***)
Artikel ini telah tayang di cnbcindonesia.com dengan judul Ngeri! Gak Ada Bansos, Orang Miskin RI Bisa Naik Tinggi