NKRIKU, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai ada perbedaan yang cukup jauh saat membandingkan kondisi Indonesia dengan Sri Lanka yang tengah mengalami krisis utang. Menurut dia, pembiayaan utang Indonesia justru menurun dari tahun lalu.
Per Maret Maret 2022, kata Sri Mulyani, pembiayaan utang dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencapai Rp 149,6 triliun. Angka itu terdiri atas penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp 133,6 triliun dan pinjaman Rp 16 triliun.
Bila dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu, total pembiayaan utang itu turun 55,6 persen. Pada Maret 2021, tercatat pembiayaan utang sebesar Rp 336,9 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah terus menyesuaikan strategi pembiayaan, di antaranya dengan menurunkan target lelang SBN, menggeser global bonds, dan sejumlah strategi lainnya.
Hal-hal itu yang kemudian menunjukkan bahwa kondisi Indonesia berbeda dengan Sri Lanka yang tengah mengalami krisis akibat utang. Meski begitu, Indonesia sering dibandingkan dengan kondisi Sri Lanka, di antaranya karena adanya utang ke Cina.