NKRIKU, Harga miyak dunia kembali naik berturut-turut dari kemarin sampai hari ini, Jumat (6/5/2022). Kenaikan harga minyak ini dipicu akibat adanya pengetatan yang diberikan oleh sanksi embargo Uni Eropa terhadap Rusia dengan di dukung oleh perkembangan keuangan dunia yang mana mulai khawatir dengan embargo Uni Eropa terhadap minyak dari Rusia.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent naik secara berkala sebanyak 84 sen atau 0,8%, menjadi USD 111,74 per barel pada pagi tadi, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat turut naik 80 sen, atau 0,7 persen, menjadi USD 09,06 per barel.
Kedua harga minyak mentah ini (Brent dan WTI) menarik untuk diamati lantaran telah naik berturut-turut sejak dua minggu yang lalu. Hal itu juga didukung dengan proposan Uni Eropa untuk menghentikan pasokan minyak Rusia dan barang olahan turunannya dalam waktu enam bulan paling lambat sampai akhir tahun 2022. Semua pelarangan hal tersebut juga mencakup biaya pengiriman dan asuransi yang telah didapatkan oleh masing-masing eksportir dari Rusia.
baca juga:
“Terdapat masalah tentang perkembangan minyak dunia ini akan mempengaruhi pada permintaan minyak, akan tetapi larangan Uni Eropa ini menjadikan minyak Rusia jadi lebih perkasa. Seharusnya mereka harus menarik pembatasan (embargo) tersebut untuk menghemat pembiayaan,” kata Waren Patterson, kepada dari analisis komoditas ING Inc.
Lembaga keuangan Inggris juga pada Kamis lalu memperingatkan bahwa negaranya akan dilanda bahaya resesi dan inflasi diatas 10 persen karena menaikan suku bunga yang tinggi sejak tahun 2009. Dilain tempat, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)+ berserta Rusia dan sekutunya setuju untuk melakukan peningkatan produksi untuk memastikan keamanan pasokan untuk beberapa bulan ke depan.
OPEC+ juga setuju untuk meningkatkan manufaktur Juni sebesar 432.000 barel per hari, konsisten dengan rencananya untuk melonggarkan pembatasan yang dibuat ketika waktu pandemi mereka terpaksa untuk menekan permintaan. Para trader juga turut mengincar permintaan minyak dari Amerika Serikat (AS) pada musim gugur ini karena AS sendiri berencana untuk membeli 60 juta barel minyak mentah untuk keamanan pasokan negaranya.[]