by

Kritik Said Didu Soal Jokowi Bandingkan Harga Beras RI, Korsel dan AS

Pasang

NKRIKU Presiden Joko Widodo (Jokowi) membandingkan harga beras di Indonesia lebih murah ketimbang negara lain. 

Jokowi pun membandingkannya, dengan negara  seperti Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat. 

“Saya cek harga beras dua hari ini rata-rata Rp 10.700. Coba kita liat negara lain di Korea Selatan Rp 53 ribu, di Amerika Rp 52 ribu, dan di Filipina Rp 18 ribu. Ini yang harus kita syukuri,” ujar Jokowi saat menghadiri Rapat Kerja Nasional V Projo di Magelang, Sabtu (21/5/2022).

Berita Populer  Sempat Divonis 22 Tahun Penjara, Mantan Presiden Korsel Roh Tae-woo Meninggal Dunia

baca juga:

Menanggapi hal tersebut, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengatakan perbandingan tersebut tak sebanding.

Menurutnya negara yang disebutkan Jokowi memiliki daya beli serta pendatan berbada. Sehingga tak bisa dibandingkan dengan Indonesia.

Selain itu kebijakan kebutuhan pokok masing-masing negara juga berbeda.

“Bapak Presiden yth, berharap agar Bapak tidak suka membandingkan harga komoditas kebutuhan pokok antar negara karena :1) tidak bisa apple to apple karena terkait daya beli dan pendapatan minimum rakyat masing-masing negara.2) kebijakan harga kebutuhan pokok masing2 negara berbeda-beda,” kata Said Didu mengutip akun twiiternya, @msaid_didu, Senin (23/5/2022).

Berita Populer  Usul ke Jokowi Gelar F1 di Mandalika, Andre Rosiade: Bukan Muluk-muluk dan Hamburkan Uang

Jokowi juga mengatakan harga beras saat ini relatif stabil dan stok beras yang mencukupi. 

Dalam tiga tahun terakhir, tambah Presiden, nilai impor beras yang dilakukan oleh pemerintah sangat kecil.

“Biasanya kita impor 1,1 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah tiga tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan. Syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya produktivitas petani itu harus ditingkatkan,” katanya.

Berita Populer  Bekerja dan Belajar dari Rumah, Kominfo Pastikan Dukungan Digital Berjalan Lancar

Bapak Presiden yth, berharap agar Bpk tdk suka membandingkan harga komoditas kbthn pokok antar negara karena :1) tidak bisa apple to apple krn terkait daya beli dan pendapapatan minimum rakyat masing-masing negara.2) kebijakan harga kebutuhan pokok masing2 negara berbeda-beda. https://t.co/pRzGZqb5TE

— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) May 22, 2022.[]