NKRIKU, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan gejolak ekonomi global sampai saat ini belum berhenti dan tentu hal tersebut menimbulkan ketidakpastian pada ekonomi semua negara.
“Dengan kewaspadaan kita terhadap gejolak ekonomi global, hati-hati sampai saat ini perang di Ukraina masih belum berakhir dan kelihatannya menunjukkan tanda- tanda yang berkepanjangan sehingga ketidakpastian global menjadi semakin tidak pasti,” ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat Sidang Kabinet Paripurna, Senin (9/5/22).
Menurutnya ketidakpastian tersebut bukan hanya karena perang yang terjadi, tetapi juga karena kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif dalam merendam inflasi.
baca juga:
“Kedua karena kebijakan moneter Amerika yang lebih agresif. Ini akan memunculkan dan menyebabkan persediaan di banyak negara,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengelolaan ekonomi harus diikuti betul-betul secara makronya dan juga semua kementerian yang terkait juga harus mengikuti. Utamanya berkaitan dengan pangan dan energi.
“ Saya sudah minta kemarin agar setiap minggu seperti kita lakukan rapat terbatas mengenai PPKM, ini juga sama urusan pangan, urusan energi harus dilakukan rapat mingguan. Karena betapa pentingnya pengelolaan dua hal ini bagi stabilitas ekonomi kita utamanya stabilitas harga dan barang pokok rakyat,” tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa kuartal I tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali normal dan baik diangka 5,01 persen. Akan tetapi, Jokowi kembali ingatkan agar memiliki kepekaan yang tinggi mengenai krisis yang ada di negara kita sekaligus mengantisipasi ancaman krisis global, walaupun pertumbuhan ekonomi tercatat baik.
“ Saya ingatkan lagi untuk kita semua agar memiliki kepekaan yang tinggi mengenai krisis yang ada, meskipun sudah di rilis BPS bahwa kuartal pertama kita pertumbuhan ekonomi kita sudah normal dan baik,” ucpanya.
Ia berharap agar pertumbuhan ekonomi ini tetap bertahan dan mampu ditingkatkan pada kuartal II tahun 2022.