Petugas pemadam kebakaran terus meningkatkan perjuangannya untuk mengendalikan api karena diburu dengan kehadiran gelombang panas yang melanda wilayah itu pada Senin (30/11).
Dilaporkan AFP, suhu diperkirakan akan mencapai puncaknya, yaitu 34 derajat Celcius, yang dapat memicu kobaran api lebih lanjut di sana.
“Vegetasi di Pulau Fraser sangat kering sehingga sangat mudah untuk terbakar,” kata pengawas insiden, James Haig.
Queensland Parks and Wildlife Service mengatakan, api telah membakar dua area seluas 74.000 hektar atau 42 persen dari pulau itu.
Haig menuturkan, sebanyak 10 pesawat pengebom air telah dikerahkan untuk memadamkan api, termasuk beberapa yang bertugas melindungi situs Aborigin.
Untuk Sabtu (28/11), pesawat telah menyebarkan sekitar 250 ribu liter air, namun tidak menghentikan api.
“Kami sangat membutuhkan hujan dan sayangnya kami tidak akan menerimanya untuk beberapa waktu,” lanjut Heig.
Pulau Fraser merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO karena hutan hujannya. Pulau itu juga disebut sebagai K’gari yang berarti surga dalam bahasa masyarakat Butchulla setempat.